Monday 10 December 2012

ANALISA VIDEO “ANDREW CONLEY KILLER FELT LIKE DEXTER”





1.      Latar Belakang Perilaku Andrew Conley Berdasarkan Teori Social Learning Albert Bandura

Social learning theory adalah proses belajar dengan mengamati. Kebanyakan perilaku manusia dipelajari observasional melalui pemodelan yaitu dari mengamati orang lain. Kemudian hasilnya berfungsi sebagai panduan untuk bertindak. Proses belajar akan terjadi jika seseorang mengamati seorang model yang menampilkan suatu perilaku dan mendapatkan imbalan atau hukuman karena perilaku tersebut.
Dalam teori Albert Bandura ini, kami terbantu untuk menjelaskan tentang sebuah video yang menceritakan tentang Andrew Conley yang membunuh saudara laki-lakinya dikarenakan Ia merasa seperti seorang tokoh fiksi dari sebuah serial TV yang bernama “Dexter”. Tokoh Dexter ini sendiri diceritakan adalah seorang pembunuh yang kejam yang mempunyai kepribadian ganda. Pada saat sehari-harinya, Dexter bekerja sebagai seseorang yang membantu polisi dalam mengungkap sebuah kasus pembunuhan, yaitu seorang ahli forensik. Tetapi di samping itu, Dexter juga adalah seorang pembunuh berantai.
Andrew Conley sangat senang menonton acara ini, Ia bahkan menganggap bahwa Dexter ini “keren”. Ia mulai mengamati dan mengingat apa saja yang dilakukan Dexter. Pada saat Andrew mulai memasuki masa dalam hal mencari jati diri, maka yang ada di benak dan pikirannya mengenai gambaran perihal seseorang yang keren dan ideal adalah Dexter. Secara perlahan namun pasti, Andrew mulai merasa seperti Dexter. Ia mulai mencontoh sikap dan perilaku Dexter yang Ia tonton pada serial TV tersebut.
Kemudian social learning teori dari Albert Bandura ini juga mempertimbangkan pentingnya kemampuan sang "pengamat" untuk menampilkan sebuah perilaku khusus dan kepercayaan yang dipunyainya untuk menampilkan perilaku tersebut. Kepercayaan ini disebut dengan self-efficacy atau efikasi diri dan hal ini dipandang sebagai sebuah prasayarat kritis dari perubahan perilaku. Andrew Conley merasa bahwa Ia mampu membunuh seperti Dexter.
Conley membunuh adik laki-lakinya yang baru berusia 10 Tahun dengan sadar. Conley mengaku muncul dorongan melakukan pembunuhan di dalam dirinya seperti perasaan lapar. Ia bahkan berkhayal ingin membunuh ayahnya. Remaja ini menyebutkan bahwa ia awalnya bermain dengan saudara laki-laki Conner, 10, sebelum mengarahkan tangannya ke leher adiknya itu. Conner dicekik selama 20 menit hingga meninggal. Lalu Conley memasukkan tubuh adiknya ke dalam kantong sampah dan membuangnya di taman dekat rumah mereka di Rising Sun, Inidana. Selanjutnya, Conley ke rumah pacarnya untuk menonton film.Ia bahkan mengatakan kepada pihak Polisi bahwa Ia mempunya hasrat untuk membunuh sejak lama. Andrew mengaku membunuh sang adik karena ingin meniru Dexter.

2.      Faktor-Faktor Penyebab Andrew Conley Membunuh Adiknya Sendiri


Film dexter memang menginspirasi remaja untuk melakukan hal yang sama dengan yang diperankan Morgan dexter di dalam film tersebut. Salah satu remaja yang terinspirasi adalah Andrew Conley. Peran Morgan Dexter di dalam film Dexter itu  telah  membuat Andrew Conley merasa bahwa dirinya cocok dengan peran tersebut. Andrew mengidentifikasikan dirinya sebagai Dexter Morgan yang dalam filmnya diperankan oleh Michael C Hall. Andrew mengaku merasa dirinya seperti Dexter. Ia terobsesi untuk melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan Morgan dexter di dalam film tersebut. Ia juga menyamakan hasratnya untuk membunuh dengan hasrat untuk makan yang harus dipenuhi. “Aku merasa seperti dia (Dexter),” kata Andrew.  Maka dari itu, Andrew mengaku sudah ingin melakukan pembunuhan selama bertahun-tahun. Dan malangnya, yang menjadi sasarannya adalah adiknya sendiri yang baru berusia 10 tahun. Ia juga pernah mengkhayal untuk membunuh ayahnya.
Andrew Conley sendiri memang sudah dinyatakan sebagai seorang psikopat dan mempunyai keterbelakangan mental yang dideritanya oleh 3 orang psikolog yang menyelidiki kasus Andrew Conley tersebut. Keterbelakangan Andrew itu disebabkan karena hubungan antara Andrew dan ibunya tidak harmonis.
Jadi dapat disimpulkan bahwa faktor–faktor yang menyebabkan Andrew Conley melakukan hal yang tidak manusiawi yaitu membunuh adiknya sendiri yang baru berusia 10 tahun adalah :
-       Kondisi Andrew Conley yang pada dasarnya memang telahmengalami keterbelakangan mental.
-   Kurangnya / minimnya pengawasan daripada orang tua Andrew Conley di rumah, sehingga ia cenderung “bebas” melakukan apa yang ia inginkan, termasuk dalam hal pencarian jati dirinya (dalam usia remaja seperti ini), karena peranan orang tua yang sangat minim dalam memberikan arahan, maka ia mencoba mengidentifikasikan jati dirinya tersebut melalui media-media, seperti TV , yakni dengan meniru perilaku tokoh yang dikaguminya.
-     Media komunikasi Televisi yang cenderung kurang menyaring sajian-sajian acaranya; yang seharusnya tidak patut untuk dijadikan tontonan bagi khalayak banyak karena mengandung berbagai adegan yang seharusnya tidak layak “dokomsumsi” oleh publik, misalnya adegan-adegan kekerasan, pembunuhan, dan masih banyak lagi.
Dari kasus di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa nilai sosial dan nilai moral dapat terbentuk pada diri seseorang karena adanya proses peniruan (Imitasi), penyajian contoh perilaku (modelling), dan kondisi lingkungan yang mendukung atau tidak. Segala reaksi yang timbul merupakan hasil interaksi antara lingkungan dengan skema kognitif itu sendiri.
                  
3.      Proses Terjadinya Pembunuhan Adik Andrwe Conley


·    Andrew Conley merupakan anak sulung dari 2 bersaudara dimana ia di besarkan tanpa seorang ayah dan hanya seorang ibu (single parent) di Amerika. Hubungan Andrew dengan ibu dan adiknya cenderung kurang harmonis.
·   Andrew di duga telah memendam depresi yang di pendamnya sendiri kurang lebih 1 tahun dan impiannya ingin menjadi seorang detektif.
·      Andrew suka membaca membaca buku dan menonton serial pembunuhan salah satunya adalah “Dexter.
·   Andrew, adik dan ibunya sering menonton film “Dexter” bersama-sama. Ibu dari Andrew Conley berfikir tidak ada kejanggalan di film tersebut dan hanya menggangap itu adalah sebuah tayangan biasa dimana tayangan tersebut termasuk film yang bagus.
·    Andrew merasa tertarik dengan film “Dexter” dan menganggap pemeran utama dari film tersebut sangat mirip dengan dirinya. Karena tertarikan itu, Andrew tidak pernah mau ketinggalan episode demi episode dari film “Dexter”
·      Ia pernah mencoba untuk membunuh dirinya sendiri di dalam bak mandi
·    Andrew Conley membunuh adik laki-lakinya dengan tangan kosong tanpa perencanaan tapi bukan juga insiden yang tidak di sengaja. Adiknya meronta dan memintanya untuk berhenti ketika Andrew mencekik dia namun Andrew mengatakan “I couldn’t (saya tidak bisa)”.
·    Andrew di bawa ke kantor polisi dan mengaku bahwa ia membunuh adik laki-lakinya dan dapat menceritakan kejadian tersebut. 2 hari setelahnya, Andrew melakukan perekaan ulang kejadian saat ia membunuh adiknya dengan menggunakan boneka. Namun hingga saat ini, ibunya tidak dapat di temui dan di wawancara.

4.      Dampak daripada Pembunuhan yang Dilakukan Andrew Conley terhadap Adiknya

Dampak daripada video “Andrew Colley Killer Felt Like Dexter” akan kami kategorikan ke dalam dua bagian, yaitu dampak internal (dampak bagi diri Andrew Conley sendiri) dan dampak eksternal (dampak bagi lingkungan dan orang-orang yang ada di sekitar Andrew).

a)     Dampak Internal
-   Karena Andrew telah membunuh adiknya, dia mendapat ganjaran / hukuman untuk dirinya sendiri berupa hukuman di penjara yang harus ia jalani.
-    Dengan tindakan pembunuhan yang ia lakukan dan hukuman penjara yang ia terima, nama baik Andrew tercoreng yang tadinya sebagai pria remaja baik-baik yang biasa saja seperti pria remaja pada umumnya, kemudian berubah menjadi image seorang pembunuh (ternarapidana) yang berbahaya.
-         Perasaan bersalah menjalar didalam diri Andrew, yang mungkin tidak akan bisa hilang, meskipun ia telah menyelesaikan masa tahanannya.
-  Selain perasaan bersalah, disebutkan pula Andrew dihantui oleh rasa traumatis tersendiri karena telah membunuh adiknya.

b)     Dampak Eksternal
-  Orang-orang menjadi “takut” untuk berdekatan dengan Andrew, karena mereka menganggap Andrew “psikopat” dan mereka takut dibunuh oleh Andrew.
-      Sesudah keluar dari penjara, sangat besar kemungkinan bahwa Andrew akan dikucilkan oleh lingkungan dan teman-temannya (orang-orang akan cenderung menjaga jarak dari Andrew).
-     Dampak eksternal positif yang dapat dipetik adalah bahwa kemudian setelah mendengar dan manyaksikan berita pembunuhan oleh Andrew Conley ini karena meniru perilaku tokoh pada film Dexter, para orang tua dapat lebih berjaga-jaga dan memperhatikan tontonan TV anak-anak mereka. Apabila anak-anak belum cukup umur untuk menyaksiakan tontonan TV tersebut, orang tua dapat mengambil dua tindakan, yaitu tindakan pendampingan dan tindakan pencegahan (antisipasi), yaitu berupa mendampingi anak-anak dan menasihatinya agar tidak mengikuti tindakan yang tidak seharusnya dilakukan dalam tontonan (tindakan pendampingan), ataupun melarang sang anak untuk menyaksikan tontonan TV tersebut (tindakan pencegahan/antisipasi).