Model Komunikasi Menurut Aristoteles
Model komunikasi yang digunakan oleh Aristoteles pada dasarnya adalah
model komunikasi paling klasik, model ini disebut model retoris (rhetorical model). Inti dari komunikasi
ini adalah persuasi, yaitu komunikasi yang terjadi ketika seorang pembicara
menyampaikan pembicaraannya kepada khalayak dalam mengubah sikap mereka. Ilmu
retorika pada awalnya dikembangkan di Yunani berkaitan dengan ilmu tentang seni
berbicara (Techne Rhetorike).
Dalam bukunya yang berbicara mengenai Rhetorica, Aristoteles berusaha mengkaji mengenai ilmu komunikasi itu sendiri dan merumuskannya kedalam model komunikasi verbal. Model komunikasi verbal dari Aristoteles ini
merupakan model komunikasi pertama dalam ilmu komunikasi. Ia juga menuliskan bahwa
suatu komunikasi akan berjalan apabila ada 3 unsur utama komunikasi yaitu
pembicara (speaker), pesan (message), dan pendengar. Aristoteles
memfokuskan komunikasi pada komunikasi retoris atau yang lebih di kenal saat ini dengan komunikasi publik
(public speaking) atau pidato, sebab pada masa itu seni berpidato terutama persuasi merupakan keterampilan penting yang dibutuhkan pada
bidang hukum seperti pengadilan, dan teori retorika berpusat pada
pemikiran mengenai retorika (mempersuasif).
Perlu diingat bahwa model komunikasi ini semakin
lama semakin berkembang, tapi selau akan ada tiga aspek yang selalu sama dari
masa ke masa, yaitu : sumber pengirim pesan, pesan yang dikirimkan, dan
penerima pesan. 1
DIAGRAM MODEL KOMUNIKASI
ARISTOTELES
TRADISI RETORIKA
Ada 2 tradisi retorika, yaitu :
- Kebenaran haruslah logis, realistis dan rasional
- Kebenaran itu absolut, tidak peduli apakah kebenaran ini punya nilai
praktis. 2
Ada enam keistimewaan yang mencirikan tradisi ini:
- Keyakinan bahwa berbicara membedakan manusia dari
binatang.
- Ada kepercayaan bahwa pidato publik yang disampaikan
dalam forum demokrasi adalah cara yang lebih efektif untuk memecahkan masalah
politik.
- Retorika merupakan sebuah strategi di mana seorang
pembicara mencoba mempengaruhi audience
melalui pidato yang jelas-jelas bersifat persuasif. Public speaking pada
dasarnya merupakan komunikasi satu arah.
- Pelatihan kecakapan pidato adalah dasar pendidikan
kepemimpinan. Seorang pemimpin harus mampu menciptakan argumen-argumen yang
kuat lalu dengan lantang menyuarakannya.
- Menekankan pada kekuatan dan keindahan bahasa untuk
menggerakkan orang banyak secara emosional dan menggerakkan mereka untuk
beraksi/bertindak. Pengertian Retorika lebih merujuk kepada seni bicara
daripada ilmu berbicara.
- Sampai tahun 1800-an, perempuan tidak memiliki kesempatan
untuk menyuarakan haknya. Jadi retorika merupakan sebuah keistimewaan bagi
pergerakan wanita di Amerika yang memperjuangkan haknya untuk bisa berbicara di
depan publik. 3
ELEMEN POKOK RETORIKA
|
Segitiga Retorika
ASUMSI-ASUMSI TEORI RETORIKA
Ada 2 asumsi yang terdapat teori retorika, yaitu :
- Public speaker atau pembicara yang efektif perlu
mempertimbangkan khalayak mereka. Asumsi ini mengarah kepada konsep analisis
khalayak (audience analysis).
- Public speaker atau pembicara yang efektif menggunakan
sejumlah bukti-bukti dalam presentasinya. Bukti-bukti yang dimaksudkan ini
merujuk pada cara-cara persuasi yaitu ethos, pathos dan logos. 4
- Ethos adalah karakter, inteligensi dan niat baik yang
dipersepsikan dari seorang pembicara. Hal ini bisa di pelajari dan dibiasakan.
- Logos adalah bukti logis atau penggunaan argumen dan
bukti, rasionalisasi dan wacana yang di gunakan dalam sebuah pidato.
- Pathos adalah bukti emosional atau emosi yang dimunculkan
dari para anggota khalayak.
Contoh :
Jokowi berpidato tentang bahaya korupsi di universitas.
ARGUMEN TIGA TINGKAT
Logos adalah salah satu dari tiga bukti yang menurut
Aristoteles menciptakan pesan yang lebih efektif. Berpegang pada bukti-bukti
logis ini merupakan sesuatu yang disebut silogisme (syllogism). Namun, kemudian muncul istilah yang juga popular yaitu
entimem (entymeme).
Silogisme adalah
sekelompok proporsi yang berhubungan satu sama lain dan menarik sebuah
kesimpulan dari premis-premis mayor dan minor. Silogisme sebenarnya merupakan
sebuah argument deduktif yang merupakan sekelompok pernyataan (premis) yang
menuntun pada sekelompok pernyataan lainnya (kesimpulan).
Entimem adalah silogisme yang
didasarkan pada kemungkinan (probability),
tanda (sign) dan contoh (example), dan berfungsi sebagai persuasi. Kemungkinan adalah pernyataan-pernyataan yang secara umum benar tetapi
masih membutuhkan pembuktian tambahan. Tanda adalah pernyataan yang menjelaskan
alasan bagi sebuah fakta. Contoh adalah pernyataan-pernyataan baik yang faktual
maupun yang diciptakan oleh pembicara. Entimem dalam hal ini memungkinkan
khalayak untuk mendeduksi kesimpulan dari premis-premis yang atau dari
pengalaman mereka sendiri. James McBurney, mengingatkan bahwa entimem
merupakan dasar dari semua wacana persuasive. Karenanya entimem juga
berhubungan dengan ethos dan pathos. Larry Anhart, percaya akan adanya
kesalingterhubungan antara entimem dan bentuk-bentuk bukti ketika ia
menyimpulkan bahwa kekuatan persuasif entimem terletak didalam kemampuannya
untuk menjadi logis dan etis
“Entimem dapat digunakan tidak hanya
untuk membangun sebuah kesimpulan sebagai kebenaran yang mungkin tetapi juga
untuk mengubah emosi para pendengar atau untuk membangun rasa percaya mereka
akan karaketer dari pembicara”
Silogisme dan entimem secara struktur sama. Akan tetapi,
silogisme berhubungan dengan kepastian sedangkan entimem berhubungan dengan
kemungkinan.
KANON RETORIKA
Kanon merupakan tuntunan atau prinsip-prinsip yang harus
diikuti oleh pembicara agar pidato persuasif dapat menjadi efektif, yaitu :
- Penemuan : Konstruksi/penyusunan dari suatu argumen
yang relevan dengan tujuan dari suatu pidato. Terdiri dari topik dan civic space. Dengan menggunakan logika
dan bukti dalam pidato dapat membuat sebuah pidato menjadi lebih kuat dan
persuasif. Topik adalah bantuan terhadap yang merujuk pada argumen yang
digunakan oleh pembicara. Para pembicara juga bergantung pada civic space dimana itulah kesempatan untuk membujuk orang lain.
- Pengaturan : Kemampuan pembicara untuk
mengorganisasikan pidatonya. Terdiri dari pengantar, batang tubuh dan
kesimpulan.
- Pengantar merupakan bagian
dari strategi organisasi dalam suatu pidato yang cukup menarik perhatian
khalayak, menunjukkan hubungan topik dengan khalayak, dan memberikan bahasan
singkat mengenai tujuan pembicara.
- Batang tubuh merupakan bagian
dari strategi organisasi dari pidato yang mencakup argumen, contoh dan detail
penting untuk menyampaikan suatu pemikiran.
- Kesimpulan merupakan bagian
dari strategi organisasi dalam pidato yang ditujukan untuk merangkum poin-poin
penting yang telah disampaikan pembicara dan untuk menggugah emosi di dalam
khalayak.
- Gaya : Penggunaan bahasa untuk menyampaikan ide
dalam cara tertentu. Biasanya bahasa yang di gunakan adalah majas metafora.
- Penyampaian : Presentasi non verbal dari ide-ide
seorang pembicara. Penyampaian biasanya mencakup beberapa perilaku seperti
kontak mata, tanda vokal, ejaan, gerak tubuh, dll. Penyampaian yang efektif
mendukung kata-kata pembicara dan membantu mengurangi ketegangan pembicara.
- Ingatan : Menyimpan
penemuan, pengaturan dan gaya di dalam benar si pembicara. Dengan ingatan,
seseorang pembicara dapat mengetahui apa saja yang akan dikatakan dan kapan
mengatakannya, meredakan ketegangan pembicara dan memungkinkan pembicara untuk
merespons hal-hal yang tidak terduga. 5
KEGUNAAN RETORIKA
Konrad Lorenz pernah mengatakan
“Apa yang diucapkan tidak berarti juga di dengar, apa
yang di dengar tidak berarti juga di mengerti, apa yang di mengerti tidak
berarti juga di setujui, apa yang di setujui tidak berarti juga di terima, apa
yang di terima tidak berarti juga di hayati dan apa yang di hayati tidak
berarti juga mengubah tingkah laku”
Retorika penting supaya apa yang di ucapkan dapat
di dengar, apa yang di dengar dapat di setujui, apa yang disetujui dapat di
terima, apa yang diterima dapat di hayati dan apa yang di hayati dapat mengubah
tingkah laku. 6
JENIS RETORIKA
- Retorika forensik: keadaan ketika para pembicara
mendorong munculnya rasa bersalah atau tidak bersalah dari khalayak. Pidato
forensik atau juga disebut pidato Yudisial biasanya ditemui dalam kerangka
hukum. Retorika forensik berorientasi pada masa waktu lampau.
o
Contoh : bahasa komunikasi saat di pengadilan
- Retorika epideiktik : wacana yang berhubungan
dengan pujian atau tuduhan Sering disebut juga pidato seremonial. Pidato
jenis ini disampaikan kepada publik dengan tujuan untuk memuji, menghormati,
menyalahkan dan mempermalukan. Pidato jenis ini berfokus pada isu-isu sosial
yang ada pada masa waktu sekarang.
o
Contoh : bahasa komunikasi ketika memberikan pidato
seremonial
- Retorika deliberatif : saat pembicara harus
menentukan suatu tindakan yang harus diambil, sesuatu yang harus atau tidak
boleh di lakukan oleh khalayak. Pidato ini sering disebut juga dengan pidato
politis. Pidato deliberatif berorientasi pada masa waktu yang akan datang.
o
Contoh : bahasa komunikasi saat berpidato politis. 7
KEDUA BELAS HUKUM RETORIKA 8
- Kepandaian berbicara dapat di pelajari
- Latihlah dirimu dalam teknik berbicara
- Hilangkan perasaan cemas dengan melatih berbicara
sambil berpikir
- Pidato bukan membaca
- Rumuskan tema dengan tajam
- Skema dengan jelas
- Awal yang menarik dan akhir yang mengesankan
- “Saya tahu, saya mau, saya berhasil”
- Tingkatkan argumentasi dan siaga menghadapi
keberataan
- Bahagia ketika berpidato
- Berbicara yang jelas
- You were born to be a winner
KELEBIHAN
- Bila kita hubungkan lagi dengan
komunikasi pada zaman sekarang, model komunikasi yang dikemukakan oleh Aristoteles merupakan model komunikasi
yang cukup sederhana,
bahkan dapat di katakan terlalu sederhana jika dibandingkan dengan
model-model yang diberikan tokoh yang lain karena model ini tidak memuat unsur-unsur lain yang telah dikenal dalam model komunikasi seperti saluran
umpan balik, efek dan kendala/gangguan komunikasi yang mungkin timbul, dan lainnya.
- Meskipun demikian, model ini
dapat membuat membuat orang bertanya-tanya, seperti apa itu pedoman dalam berpidato misalnya unsur-unsur apa yang harus ada dalam
pidato agar persuasif bagi khalayak? Apakah bentuk susunan pidato tertentu
lebih baik dari bentuk lainnya? Apakah gaya bahasa dalam suatu pidato
mempengaruhi derajat persuasif?
- Pada dasarnya komunikasi yang
diberikan oleh Aristoteles telah banyak memberikan kesempatan para pakar komunikasi lainnya untuk menciptakan model-model komunikasi baru.
Yakni tetap mengandung 3 unsur yang sama yakni sumber yang mengirimkan pesan, pesan yang dikirim dan penerima pesan tersebut. Yang pada intinya, model
komunikasi dari Aristoteles mendasari dan merupakan akar dari model komunikasi
yang lainnya.
- Dapat menimbulkan banyak pertanyaan yang dapat menyempurnakan
proses pembuatan teori komunikasi. 9
- Pengujian waktu berjalan. Teori ini telah melalui rentang waktu
2000 tahun dengan poros Aristoteles. Teori retorika mengenai emosi, logika
dan kepercayaan ini tidak dapat di abaikan begitu saja.
- Munculnya teori Heurisme yang dimana teori ini telah mencakup
beberapa sub-area dalam komunikasi. Seperti ketakutan dalam berkomunikasi
dan telah mendorong penelitian yang bersifat empiris maupun praktis. 10
KELEMAHAN
- Salah satu kelemahan model ini adalah bahwa komunikasi dianggap sebagai
fenomena statis. Dimana hanya terdapat transfer pesan dari pembicara ke
pendengar saja. Misalnya, seorang pembicara sedang berbicara tentang sesuatu hal dan kemudian ia menyampaikan
pesan kepada para khalayak. Kemudian, khalayak mendengarkan apa yang menjadi pesan dari si pembicara. Tahap-tahap komunikasi dalam peristiwa ini terjadi secara berurutan dimana itu terjadi terus-menerus terjadi secara statis ketimbang terjadi secara
simultan.
- Model komunikasi ini memunculkan persepsi yang salah bahwa kegiatan yang terstruktur yang selalu
disengaja. Seperti, pembicara menyampaikan dan
pendengar hanya mendengarkan tanpa di jelaskan lebih jauh mengenai gangguan yang mungkin terjadi dalam proses penyampaian pesan, efek yang akan terjadi dan sebagainya.
- Di dalam model komunikasi yang diutarakan oleh Aristoteles ini
tidak membahas mengenai aspek-aspek non-verbal dalam persuasi yang berperan dalam proses komunikasi. 11
- Konsistensi logis : Tidak
konsisten, kurang ter-organisasi, pendefinisian yang kurang tepat.12
Daftar Pustaka
9 Michael
Burgoon (1974), Appproaching Speech/
Communication. New York: Holt, Rinehart & Winston.
11 Mulyana
Deddy (2008), Ilmu Komunikasi, Suatu
Pengantar. Jakarta : Remaja Rosdakarya.
|