1.
Latar
Belakang Perilaku Andrew Conley Berdasarkan Teori Social Learning Albert
Bandura
Social learning theory adalah proses
belajar dengan mengamati. Kebanyakan perilaku manusia dipelajari observasional
melalui pemodelan yaitu dari mengamati orang lain. Kemudian hasilnya berfungsi
sebagai panduan untuk bertindak. Proses belajar akan terjadi jika seseorang
mengamati seorang model yang menampilkan suatu perilaku dan mendapatkan imbalan
atau hukuman karena perilaku tersebut.
Dalam teori Albert Bandura ini, kami
terbantu untuk menjelaskan tentang sebuah video yang menceritakan tentang
Andrew Conley yang membunuh saudara laki-lakinya dikarenakan Ia merasa seperti
seorang tokoh fiksi dari sebuah serial TV yang bernama “Dexter”. Tokoh Dexter
ini sendiri diceritakan adalah seorang pembunuh yang kejam yang mempunyai
kepribadian ganda. Pada saat sehari-harinya, Dexter bekerja sebagai seseorang
yang membantu polisi dalam mengungkap sebuah kasus pembunuhan, yaitu seorang
ahli forensik. Tetapi di samping itu, Dexter juga adalah seorang pembunuh
berantai.
Andrew Conley sangat senang menonton
acara ini, Ia bahkan menganggap bahwa Dexter ini “keren”. Ia mulai mengamati dan
mengingat apa saja yang dilakukan Dexter. Pada saat Andrew mulai memasuki masa
dalam hal mencari jati diri, maka yang ada di benak dan pikirannya mengenai
gambaran perihal seseorang yang keren dan ideal adalah Dexter. Secara perlahan
namun pasti, Andrew mulai merasa seperti Dexter. Ia mulai mencontoh sikap dan
perilaku Dexter yang Ia tonton pada serial TV tersebut.
Kemudian social learning teori dari
Albert Bandura ini juga mempertimbangkan pentingnya kemampuan sang
"pengamat" untuk menampilkan sebuah perilaku khusus dan kepercayaan
yang dipunyainya untuk menampilkan perilaku tersebut. Kepercayaan ini disebut
dengan self-efficacy atau efikasi diri dan hal ini dipandang
sebagai sebuah prasayarat kritis dari perubahan perilaku. Andrew Conley merasa
bahwa Ia mampu membunuh seperti Dexter.
Conley membunuh adik laki-lakinya yang
baru berusia 10 Tahun dengan sadar. Conley
mengaku muncul dorongan melakukan pembunuhan di dalam dirinya seperti perasaan
lapar. Ia bahkan berkhayal ingin membunuh ayahnya. Remaja ini menyebutkan bahwa ia awalnya bermain dengan
saudara laki-laki Conner, 10, sebelum mengarahkan tangannya ke leher adiknya
itu. Conner dicekik selama 20 menit hingga meninggal. Lalu Conley memasukkan tubuh adiknya ke dalam kantong
sampah dan membuangnya di taman dekat rumah mereka di Rising Sun, Inidana.
Selanjutnya, Conley ke rumah pacarnya untuk menonton film.Ia bahkan
mengatakan kepada pihak Polisi bahwa Ia mempunya hasrat untuk membunuh sejak
lama. Andrew mengaku membunuh sang adik karena ingin meniru Dexter.
2.
Faktor-Faktor
Penyebab Andrew Conley Membunuh Adiknya Sendiri
Film dexter memang
menginspirasi remaja untuk melakukan hal yang sama dengan yang diperankan
Morgan dexter di dalam film tersebut. Salah satu remaja yang terinspirasi
adalah Andrew Conley. Peran Morgan Dexter di dalam film Dexter itu telah
membuat Andrew Conley merasa bahwa dirinya cocok dengan peran tersebut. Andrew mengidentifikasikan dirinya sebagai Dexter
Morgan yang dalam filmnya diperankan oleh Michael C Hall. Andrew mengaku merasa
dirinya seperti Dexter. Ia terobsesi untuk melakukan hal yang sama
seperti yang dilakukan Morgan dexter di dalam film tersebut. Ia juga menyamakan hasratnya untuk membunuh dengan
hasrat untuk makan yang harus dipenuhi. “Aku merasa seperti dia (Dexter),” kata
Andrew. Maka dari itu, Andrew mengaku sudah ingin melakukan pembunuhan selama
bertahun-tahun. Dan malangnya, yang menjadi sasarannya adalah adiknya sendiri
yang baru berusia 10 tahun. Ia juga pernah mengkhayal untuk membunuh ayahnya.
Andrew
Conley sendiri memang sudah dinyatakan sebagai seorang psikopat dan mempunyai
keterbelakangan mental yang dideritanya oleh 3 orang psikolog yang menyelidiki
kasus Andrew Conley tersebut. Keterbelakangan Andrew itu disebabkan karena
hubungan antara Andrew dan ibunya tidak harmonis.
Jadi dapat
disimpulkan bahwa faktor–faktor yang menyebabkan Andrew Conley melakukan hal
yang tidak manusiawi yaitu membunuh adiknya sendiri yang baru berusia 10 tahun
adalah :
- Kondisi
Andrew Conley yang pada dasarnya memang telahmengalami keterbelakangan mental.
- Kurangnya /
minimnya pengawasan daripada orang tua Andrew Conley di rumah, sehingga ia
cenderung “bebas” melakukan apa yang ia inginkan, termasuk dalam hal pencarian
jati dirinya (dalam usia remaja seperti ini), karena peranan orang tua yang
sangat minim dalam memberikan arahan, maka ia mencoba mengidentifikasikan jati
dirinya tersebut melalui media-media, seperti TV , yakni dengan meniru perilaku
tokoh yang dikaguminya.
- Media
komunikasi Televisi yang cenderung kurang menyaring sajian-sajian acaranya;
yang seharusnya tidak patut untuk dijadikan tontonan bagi khalayak banyak
karena mengandung berbagai adegan yang seharusnya tidak layak “dokomsumsi” oleh
publik, misalnya adegan-adegan kekerasan, pembunuhan, dan masih banyak lagi.
Dari kasus
di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa nilai sosial dan nilai moral dapat
terbentuk pada diri seseorang karena adanya proses peniruan (Imitasi),
penyajian contoh perilaku (modelling), dan kondisi lingkungan yang mendukung
atau tidak. Segala reaksi yang timbul merupakan hasil interaksi antara
lingkungan dengan skema kognitif itu sendiri.
3.
Proses
Terjadinya Pembunuhan Adik Andrwe Conley
· Andrew
Conley merupakan anak sulung dari 2 bersaudara dimana ia di besarkan tanpa
seorang ayah dan hanya seorang ibu (single parent) di Amerika. Hubungan Andrew
dengan ibu dan adiknya cenderung kurang harmonis.
· Andrew
di duga telah memendam depresi yang di pendamnya sendiri kurang lebih 1 tahun
dan impiannya ingin menjadi seorang detektif.
· Andrew
suka membaca membaca buku dan menonton serial pembunuhan salah satunya adalah
“Dexter.
· Andrew,
adik dan ibunya sering menonton film “Dexter” bersama-sama. Ibu dari Andrew
Conley berfikir tidak ada kejanggalan di film tersebut dan hanya menggangap itu
adalah sebuah tayangan biasa dimana tayangan tersebut termasuk film yang bagus.
· Andrew
merasa tertarik dengan film “Dexter” dan menganggap pemeran utama dari film
tersebut sangat mirip dengan dirinya. Karena tertarikan itu, Andrew tidak
pernah mau ketinggalan episode demi episode dari film “Dexter”
· Ia
pernah mencoba untuk membunuh dirinya sendiri di dalam bak mandi
· Andrew
Conley membunuh adik laki-lakinya dengan tangan kosong tanpa perencanaan tapi
bukan juga insiden yang tidak di sengaja. Adiknya meronta dan memintanya untuk
berhenti ketika Andrew mencekik dia namun Andrew mengatakan “I couldn’t (saya
tidak bisa)”.
· Andrew
di bawa ke kantor polisi dan mengaku bahwa ia membunuh adik laki-lakinya dan
dapat menceritakan kejadian tersebut. 2 hari setelahnya, Andrew melakukan perekaan
ulang kejadian saat ia membunuh adiknya dengan menggunakan boneka. Namun hingga
saat ini, ibunya tidak dapat di temui dan di wawancara.
4.
Dampak
daripada Pembunuhan yang Dilakukan Andrew Conley terhadap Adiknya
Dampak
daripada video “Andrew Colley Killer Felt Like Dexter” akan kami kategorikan ke
dalam dua bagian, yaitu dampak internal (dampak bagi diri Andrew Conley
sendiri) dan dampak eksternal (dampak bagi lingkungan dan orang-orang yang ada
di sekitar Andrew).
a) Dampak
Internal
- Karena
Andrew telah membunuh adiknya, dia mendapat ganjaran / hukuman untuk dirinya
sendiri berupa hukuman di penjara yang harus ia jalani.
- Dengan
tindakan pembunuhan yang ia lakukan dan hukuman penjara yang ia terima, nama
baik Andrew tercoreng yang tadinya sebagai pria remaja baik-baik yang biasa
saja seperti pria remaja pada umumnya, kemudian berubah menjadi image seorang
pembunuh (ternarapidana) yang berbahaya.
- Perasaan
bersalah menjalar didalam diri Andrew, yang mungkin tidak akan bisa hilang,
meskipun ia telah menyelesaikan masa tahanannya.
- Selain
perasaan bersalah, disebutkan pula Andrew dihantui oleh rasa traumatis
tersendiri karena telah membunuh adiknya.
b) Dampak
Eksternal
- Orang-orang
menjadi “takut” untuk berdekatan dengan Andrew, karena mereka menganggap Andrew
“psikopat” dan mereka takut dibunuh oleh Andrew.
- Sesudah
keluar dari penjara, sangat besar kemungkinan bahwa Andrew akan dikucilkan oleh
lingkungan dan teman-temannya (orang-orang akan cenderung menjaga jarak dari
Andrew).
- Dampak
eksternal positif yang dapat dipetik adalah bahwa kemudian setelah mendengar
dan manyaksikan berita pembunuhan oleh Andrew Conley ini karena meniru perilaku
tokoh pada film Dexter, para orang tua dapat lebih berjaga-jaga dan
memperhatikan tontonan TV anak-anak mereka. Apabila anak-anak belum cukup umur
untuk menyaksiakan tontonan TV tersebut, orang tua dapat mengambil dua
tindakan, yaitu tindakan pendampingan dan tindakan pencegahan (antisipasi),
yaitu berupa mendampingi anak-anak dan menasihatinya agar tidak mengikuti
tindakan yang tidak seharusnya dilakukan dalam tontonan (tindakan
pendampingan), ataupun melarang sang anak untuk menyaksikan tontonan TV
tersebut (tindakan pencegahan/antisipasi).